SESUAI dengan namanya, communitas dari bahasa Latin, artinya "kesamaan" pada ketertarikan yang sama. Demikian juga yang ditunjukkan dan dilakukan Komunitas Sinar Indonesia (KSI) yang peduli pada anak - anak yang tidak beruntung baik secara fisik maupun materi.Pendirian KSI semata-mata memang ingin berbagi kepada anak – anak yang mengalami ketidakberuntungan. Saat ini sudah banyak yang dilakukan KSI diantaranya menciptakan lagu untuk Adinda Sinar, mengamen untuk Bilqis dan mengunjungi kediaman anak – anak yang mengalami keterbatasan fisik."Kami ingin menunjukkan bukti nyata bukan sekedar omong belaka makanya ketika ada anak - anak yang tidak beruntung baik fisik maupun materi kami langsung datang menjenguk," kata Ahmed Ismail, Ketua Komunitas Sinar Indonesia (KSI) mengawali perbincangan denganTNOL terkait pendirian komunitas yang peduli pada anak - anak di Indonesia ini Menurut Ahmed, inspirasi pendirian KSI berawal dari kasus Adinda Sinar di Polewali Mandar Sulbar yang merawat ibunya yang sakit di hutan. Ternyata setelah mengunjungi Adinda Sinar, masih banyak Adinda Sinar – Adinda Sinar lainnya yang belum tersentuh baik itu secara perorangan maupun kelompok untuk membantunya."Maka pada hari Selasa, tanggal 29 Desember 2009 bertempat di Cirebon, Jawa Barat. Kami mendirikan KSI," jelas Ahmed yang juga manajer ST 12 ini memastikan. Terkait dengan adanya sosok Charly di KSI, menurut Ahmed, Charly yang menjadi vokalis ST 12 merupakan figur KSI saat ini. Tapi, untuk menampung kepedulian kepada anak – anak, KSI juga bisa membawa kelompok mananapun, entah artis atau bukan. Oleh karena itu KSI tidak harus identik dengan Charly. "Kami menerima siapapun untuk bergabung dengan KSI, tentunya sesuai dengan visi misi KSI" jelasnya. KSI memang konsen terhadap anak – anak yang tidak beruntung baik secara materi dan fisik. Anak – anak yang telah dikunjungi KSI diantaranya adalah Bilqis di Cempaka Putih Jakarta, Hariska (14) yang dipasung orang tuanya di Lampung dan Salsabina yang mengalami gizi buruk di Bogor, Jawa Barat. "Semoga dengan mengamen dan mengunjungi rumah anak – anak tersebut bisa mengetuk mata hati orang lain untuk membantu," paparnya. Ahmed menambahkan, pendirian KSI juga ingin membuktikan seberapa jauh penderitaan yang dialami anak - anak yang tidak beruntung baik secara materi maupun fisik.Karena jangan - jangan setelah dikunjungi keadaan anak – anak tersebut tidak membaik atau semakin parah. "Oleh karena itu kami mendirikan KSI," ujarnya. Dari mengunjungi anak – anak tersebut, sambung Ahmed, banyak manfaat yang didapat baik untuk anak itu sendiri maupun untuk warga sekitarnya. Contohnya, adalah setelah KSI mengunjungi Adinda Sinar, ternyata yang dibangun bukan hanya Adinda Sinar saja tapi desanya juga ikut dibangun. Karena saat ini Adinda telah tinggal di dekat warga bukan di tengah hutan lagi. Kampung Riso, Polewali Mandar, yang awalnya tidak ada listrik, saat ini listrik telah masuk untuk menerangi kampung tersebut. Selain itu, jalan - jalan di Desa Riso yang awalnya bebatuan kini telah beraspal sehingga tidak menyulitkan warga untuk bepergian. "Ketika kita mengunjungi anak – anak tersebut yang jelas kita berikan spirit dan moral. Semangat hidup tentunya itu yang paling berharga untuk mereka. Selain itu, kita juga mendoakan dan memberikan sedikit apa yang diinginkan mereka. Itupun semampu kita," paparnya. Ahmed mengungkapkan, KSI yang didirikannya bukan lembaga atau institusi tapi hanya komunitas saja yang mencoba untuk peduli kepada anak – anak yang tidak berutung. KSI juga diluar institusi pemerintah."Kita memposisikan diri sebagai mitra pemerintah, karena setelah kasus Adinda Sinar, banyak kasus lainnya yang bermunculan seperti Bilqis dan Hariska yang perlu bantuan," tandasnya.
refrensi by http://www.tnol.co.id/en/community/community-news/1744-bantu-anak-anak-ksi-jadikan-charly-st-12-sebagai-ikon.html
refrensi by http://www.tnol.co.id/en/community/community-news/1744-bantu-anak-anak-ksi-jadikan-charly-st-12-sebagai-ikon.html
Artikel yang menarik, yuk kunjungi Jurnal TeknikUnimuda SorongUnimuda Sorong
BalasHapus